Sensori integrasi adalah kemampuan untuk mengolah secara tepat semua informasi sensori (yang diterima melalui berbagai indera) kemudian mengintegrasikan berbagai informasi tersebut dengan informasi sebelumnya (ingatan dan pengetahuan yang tersimpan di otak) sehingga dapat menghasilkan respons yang tepat dan sesuai. Integrasi sensorik terjadi pada sistem saraf pusat. Ini bertanggung jawab untuk hal-hal seperti koordinasi, perhatian, tingkat gairah, fungsi otonom, emosi, memori, dan fungsi kognitif tingkat yang lebih tinggi.
Integrasi Sensorik adalah proses di mana otak menerima pesan dari indera dan menafsirkannya sesuai dengan tindakan atau respons perilaku yang tepat. Proses ini menjelaskan hubungan antara otak dan perilaku yang menjadi alasan di balik mengapa individu tertentu merespons dan bertindak sebagaimana adanya
Lima indra utama adalah sebagai berikut:
Selain dari ini, dua indera paling kuat adalah vestibular dan proprioception, yang memberikan keseimbangan dan rasa gerakan serta rasa sendi dan otot masing-masing.
Kurangnya indra ini dapat menyebabkan keterampilan motorik atau refleks yang buruk. Dalam kebanyakan kasus, masalah tersebut salah didiagnosis sebagai ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Jika tidak ditangani, dapat berkembang menjadi masalah yang lebih rumit karena anak menjadi dewasa.
Disfungsi Integrasi Sensorik adalah “ketidakmampuan untuk memodulasi, membedakan, mengkoordinasi atau mengatur sensasi secara adaptif”. Ini bisa berlaku pada anak yang mereka sebut canggung, ceroboh atau pelupa karena dia selalu menjatuhkan sesuatu dan menunda respons terhadap situasi atau mungkin anak Anda sendiri.
Jika anak Anda atau seseorang yang Anda kenal mengembangkan tanda-tanda yang konsisten dari hal-hal berikut, dapatkan bantuan dengan segera.
Proses Identifikasi Integrasi Sensorik
Sama seperti kebanyakan kondisi neurologis, Disfungsi Integrasi Sensorik dapat ditangani dengan tepat. Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah. Berikut adalah metode pengidentifikasian berikut:
Intervensi
Tujuan utama dari proses intervensi adalah untuk memfasilitasi perkembangan anak, mendorongnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari yang normal.
Berdasarkan pada disfungsi integrasi sensorik yang mengidentifikasi hasil, fasilitator dapat merekomendasikan tingkat terapi okupasi yang diperlukan bagi anak untuk akhirnya berada di jalan menuju masa kecil normal yang diisi dengan kesenangan dan pembelajaran